Penyebab Rambut Bayi Rontok?

Banyak Ibu yang menemui rambut bayinya mengalami kerontokan. Tak perlu panik dulu ya, Bu, karena hal tersebut sangatlah normal. American Academy of Pediatrics (AAP) menyebutkan bahwa kebanyakan rambut bayi rontok sebagian bahkan semuanya pada beberapa bulan awal kehidupannya.

Nantinya, rambut bayi akan tumbuh kembali secara bertahap dengan kecepatan tumbuh rambut yang tidak sama. Jadi, apakah yang menjadi penyebab kerontokan rambut pada bayi tersebut dan bagaimana cara mengatasinya? Rangkaian informasi di bawah ini akan menjawab semua pertanyaan tersebut untuk Ibu.

Penyebab Rambut Bayi Rontok

Rambut bayi bisa mengalami kerontokan karena disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini, Bu:

  • Adanya gesekan dan tekanan. Beberapa bayi terkadang terlihat botak di area tertentu, seperti samping atau belakang kepala. Kebotakan ini bisa terjadi akibat adanya gesekan dan tekanan secara terus-menerus, karena bayi masih sering dalam posisi tiduran. Seiring dengan bertambahnya usia bayi, ia akan bisa duduk sendiri dan lebih aktif bergerak, kemudian rambut pada area tersebut akan tumbuh kembali.
  • Hormon Salah satu penyebab rambut bayi rontok adalah karena adanya penurunan kadar hormon tertentu pada bayi setelah kelahirannya. Para ahli di Oregon Health and Science University mengemukakan bahwa kerontokan rambut bayi sebagian besar terjadi pada 6 bulan pertama dan bulan ke-3 merupakan puncaknya.

Setelah rontok, rambut bayi ada pada fase istirahat sampai bahan-bahan yang diperlukan dalam pembentukan rambut baru tersedia. Kerontokan umumnya terjadi pada usia 8-12 minggu dan baru mulai tumbuh lagi pada usia 3-7 bulan. Namun Ibu harus menunggu hingga buah hati memasuki usia 2 tahun ke atas untuk rambutnya tumbuh dengan lebat.

  • Mengalami Stress Sama seperti orang dewasa, bayi juga bisa mengalami stres lho, Bu. Penyebab bayi stres diantaranya karena operasi, penyakit parah, diet ketat, krisis emosional, atau demam tinggi. Bayi masih memiliki folikel rambut yang sensitif sekali terhadap stres, baik secara fisik maupun emosional. Kerontokan rambut bisa mulai terjadi pada 3-4 bulan setelah bayi menderita stres berat. Dalam waktu 6-8 bulan, perlahan rambut bayi akan tumbuh kembali dengan seluruh siklusnya memerlukan waktu kurang lebih selama 12 bulan.
  • Cradle cap Ini adalah kondisi di mana kulit kepala bayi dipenuhi bercak kasar, bersisik, dan kadang berminyak. Kondisi tersebut diduga akibat jamur atau perubahan hormon yang menyebabkan kulit kepala menghasilkan minyak secara berlebih.

Cradle cap sebenarnya tidak mengakibatkan rambut bayi rontok, tapi rambutnya bisa secara tidak sengaja tercabut saat Ibu membersihkan sisik dari kulit kepalanya. Kondisi ini dapat hilang sendiri dalam beberapa minggu atau lebih lama. Namun cradle cap masih tergolong wajar dan tidak berbahaya bagi bayi.

  • Kurap. Kurap atau tinea capitis disebabkan oleh berbagai jamur yang bisa menyebabkan rambut bayi rontok yang disertai dengan gejala ruam merah dan bersisik yang terlihat seperti cincin di kulit kepala. Penyakit ini mudah sekali menular, tapi umumnya tidak menginfeksi anak berusia di bawah 2  tahun. Jadi, kemungkinan ia tertular dari orang lain melalui benda yang telah terinfeksi.
  • Alopecia areta. Adalah sebuah kondisi pada kulit yang menimbulkan munculnya bintik-bintik kebotakan pada kepala. Alopecia areata tidak menular karena disebabkan oleh sistem imun tubuh yang cacat sehingga justru menyerang dan merusak sel-sel rambut sehat di kepala.
  • Menderita hipotiroid. Ini adalah sebuah kondisi di mana kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon yang bertugas untuk mengontrol metabolisme tubuh. Salah satu gejalanya adalah kerontokan rambut di seluruh kulit kepala. Untuk mengatasinya, bayi akan diberi obat untuk menambah hormon tiroid selama beberapa waktu hingga semua rambutnya tumbuh kembali.
  • Telogen effluvium. Ketika bayi dilahirkan, beberapa folikel rambutnya akan berada pada fase istirahat (fase telogen) dan sisanya berada pada fase tumbuh (fase anagen). Ada faktor tertentu yang bisa mempercepat fase telogen, sehingga menyebabkan rambut bayi rontok, seperti stres saat persalinan.
  • Malnutrisi. Beberapa asupan nutrisi yang tidak tercukupi juga dapat menjadi penyebab rambut bayi rontok. Diantaranya adalah kekurangan protein, asam amino, besi, niacin, seng, dan biotin. Selain itu, asupan vitamin A yang berlebihan juga bisa menyebabkan kerontokan rambut. Jika faktor ini yang terjadi pada bayi Ibu, maka dokter akan merekomendasikan rancangan makan sehat atau memberikan resep suplemen untuk mengatasi malnutrisi pada bayi.

Persalinan tidak hanya membuat stres Ibu saja, tapi juga bayi yang dilahirkan. Stres tersebut dikatakan bisa membuat telogen effluvium (rambut rontok mendadak) pada bayi.

Mengatasi Kerontokan Rambut pada Bayi

Rambut bayi rontok merupakan proses alami yang normal terjadi di beberapa bulan pertama kehidupannya, sehingga Ibu tidak perlu panik berlebihan. Namun, Ibu masih bisa melakukan beberapa cara untuk meminimalisir kerontokan tersebut, yaitu:

  • Untuk mengurangi penekanan dan gesekan pada satu sisi kepala, maka Ibu perlu mengubah posisi tidur dan duduk bayi. Misalnya ia lebih sering menghadap kanan, cobalah untuk mengganti posisinya menjadi menghadap ke kiri.
  • Ibu tentu harus mengetahui dengan pasti apa yang menjadi penyebab rambut bayi rontok untuk bisa memutuskan cara mengatasinya. Cobalah untuk memperhatikan adakah gejala lain yang menyertai kerontokan rambut pada bayi. Jika memang ada, berkonsultasilah pada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
  • Kerontokan rambut pada bayi memang tidak bisa dicegah sama sekali, tapi Ibu masih bisa meminimalisir efeknya dengan cara merawat rambut dan kulit kepalanya. Berikut beberapa langkah perawatan yang bisa Ibu coba praktekkan:
  • Hindari memakaikan topi atau aksesoris rambut lainnya pada bayi saat cuaca sedang panas.
  • Sisir rambutnya hanya setiap dua hari sekali.
  • Gunakan sikat sisir lembut khusus untuk menyisir rambut bayi.
  • Hindari penggunaan pengering rambut untuk mengeringkan rambutnya.
  • Jangan mengikat rambut bayi terlalu kencang.
  • Rambut bayi tidak perlu dikeramas setiap hari, karena akan memperbanyak kerontokannya. Bahkan, gesekan ringan dari jari Ibu di kulit kepalanya saja sudah bisa membuat rambut bayi rontok. Jadi, sebaiknya cuci rambut bayi 2-3 kali sehari saja dan harus menggunakan sampo yang khusus untuk bayi. Ibu hanya perlu mengoleskan sampo dengan lembut pada rambutnya, lalu bilas dengan air.
  • Tummy time alias tengkurap dapat membantu mengistirahatkan belakang kepala bayi, sehingga kerontokan rambut pun jadi berkurang. Tak hanya itu, tummy time juga baik untuk perkembangan kemampuan bayi, seperti belajar berguling, mendorong, menegakkan kepala, merangkak, kemudian berdiri.

Rambut bayi rontok bukanlah sebuah hal yang perlu dikhawatirkan, Bu. Ibu hanya perlu menunggu selama beberapa bulan untuk rambutnya tumbuh kembali. Namun jika setelah memasuki usia setahun rambut bayi masih belum tumbuh atau terdapat gejala aneh, seperti ruam, kulit kepala mengelupas berlebihan, atau bercak gosong, sebaiknya Ibu cepat membawa bayi untuk diperiksa oleh dokter. Semoga informasi bermanfaat ya, Bu.

Sumber:

Orami

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *