

Waspada Stunting pada Anak
Ibu mungkin sudah familiar dengan istilah stunting yang kini sedang gencar diinformasikan oleh pemerintah. Ya, gangguan pertumbuhan pada anak ini patut diwaspadai oleh orang tua. Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia menempati posisi ketiga sebagai negara dengan angka stunting tertinggi di Asia pada 2017, yakni mencapai 36,4 persen.
Meski sudah menunjukkan penurunan angka, tapi masih belum sesuai dengan standar maksimal dari WHO, yakni 20 persen atau seperlima dari jumlah anak balita. Ini artinya jumlah balita di Indonesia yang mengalami stunting masih cukup tinggi, Bu. Tugas kita sebagai orang tua lah untuk mengatasi hal tersebut.
- Apa Itu Stunting?
Stunting adalah suatu kondisi di mana seorang anak mengalami kekurangan gizi akut sehingga membuat tumbuh kembang anak terganggu. Kondisi ini dapat terjadi sejak anak masih berada di dalam kandungan, tapi efeknya baru terlihat saat ia berusia 2 tahun. Anak dengan kondisi stunting biasanya kurang mendapatkan asupan makanan bernutrisi yang dibutuhkan oleh usianya. Akibatnya, pertumbuhannya pun menjadi kurang optimal.
Selain pertumbuhannya terhambat, stunting juga erat kaitannya dengan perkembangan otak yang kurang maksimal. Hal ini pun dapat berakibat pada kurangnya kemampuan mental dan belajar yang bisa menyebabkan prestasi sekolah yang buruk. Tak hanya itu, stunting juga dianggap sebagai salah satu faktor penyebab berbagai penyakit, seperti diabetes, hipertensi, obesitas, dan kematian akibat infeksi.
- Penyebab Stunting
Stunting bisa disebakan oleh beberapa faktor berikut:
1.Kurang gizi dengan tingkat kronis dalam waktu yang lama.
2.Kurangnya asupan protein yang masuk ke dalam tubuh dari proporsi total asupan kalori yang dibutuhkan.
3.Retardasi pertumbuhan intrauterine.
4.Anak sering menderita infeksi di awal kehidupannya.
5.Adanya perubahan hormon yang diakibatkan oleh stres.
6.Ibu kurang mengonsumsi makanan bergizi selama masa kehamilan.
- Kenali Gejalanya
Ibu perlu tahu bahwa proses stunting berkembang dengan lambat dan kumulatif. Untuk itu Ibu perlu mengenali gejala-gejalanya sebagai berikut:
1.Pertumbuhan tulangnya tertunda.
2.Tubuh anak cenderung lebih pendek untuk anak seusianya.
3.Berat badan anak lebih rendah untuk anak seusianya.
4.Bagi anak seusianya, tubuh anak cenderung normal tapi proporsinya nampak lebih kecil.
- Cara Mencegah Stunting
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, stunting bisa dimulai sejak anak berada di dalam rahim Ibu, maka langkah pencegahannya harus dilakukan selama kehamilan dan 2 tahun pertama kehidupan anak. Di bawah ini terdapat cara-cara mencegah stunting yang bisa Ibu lakukan:
1.Ibu hamil harus mengonsumsi makanan yang bergizi supaya janin dalam kandungan pun ikut sehat.
2.Ibu juga harus mengonsumsi suplemen penambah darah dan rutin kontrol kandungan ke bidan atau dokter kandungan.
3.Setelah anak lahir, Ibu harus menyusui secara eksklusif selama 6 bulan.
4.Di usia 6 bulan, bayi mulai diberikan MPASI dengan tekstur makanan yang ditingkatkan sesuai usianya.
5.Ibu juga harus rajin mencari informasi mengenai makanan dan minuman apa saja yang boleh dan tidak boleh diberikan kepada anak sesuai usianya.
6.Berikan anak asupan nutrisi yang cukup, terutama protein dan kalsium yang dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak.
7.Hilangkan persepsi bahwa makan harus dengan nasi yang banyak. Karbohidrat, terutama pada nasi putih, banyak mengandung gula yang bisa menyebabkan kegemukan.
- Dampak Stunting
Stunting dapat mengakibatkan beberapa dampak di bawah ini:
1.Tinggi dan berat badan berada di bawah angka rata-rata pertumbuhan anak seusianya.
2.Anak cenderung pendek dibandingkan teman seusianya.
3.Badan anak terlalu kurus atau malah kegemukan akibat mengonsumsi makanan yang tinggi gula secara berlebih.
4.Anak memiliki ukuran lingkar kepala yang lebih kecil dibanding ukuran normal bagi anak seumurannya. Ini menandakan bahwa otaknya kurang berkembang dengan baik.
5.Jika otaknya kurang berkembang maka daya tangkapnya pun kurang maksimal.
6.Prestasi anak di bidang akademik kurang baik.
7.Anak mudah terserang penyakit.
Itulah alasan mengapa memperhatikan tumbuh kembang anak harus dilakukan sejak dini, Bu. Jadi, mulai sekarang berikan semua yang anak butuhkan untuk dapat mengoptimalkan tumbuh kembangnya, ya. Semoga artikel dari saya bermanfaat dan buah hati sehat selalu!
Sumber:
sains.kompas.com