Hipertensi Pada Ibu Hamil Yang Berbahaya

Hipertensi Pada Ibu Hamil Yang Berbahaya

Hipertensi pada ibu hamil yang berbahaya tidak boleh disepelekan loh, tekanan darah yang tinggi pada kehamilan banyak memberikan dampak yang tidak baik pada kesehatan ibu dan si kecil. Nilai tekanan darah yang normal adalah di bawah 120/80 mmHg. Nilai atas tekanan darah dikenal sebagai sistolik yang menunjukkan ukuran tekanan darah saat jantung mempompa darah dari jantung ke dalam pembuluh darah. Sedangkan nilai bawah tekanan darah disebeut sebagai diastolik yang merupakan nilai tekanan darah saat jantung beristirahat atau saat ruang dalam jantung terisi darah. Ibu berada pada fase Pra Hipertensi, yang artinya Ibu berisiko menderitatekanan darah tinggi, walaupun belum tergolong hipertensi, biasanya kondisi ini tidak memerlukan terapi obat dan dapat diturunkan dengan perubahan gaya hidup, kecuali telah terdapat komplikasi.

Hipertensi Koronik

  • Hipertensi koronik, dengan peklamsia, bila ibu telah menderita hipertensi sebelumnya dan baru menderita preklamsia. Hipertensi golongan in ii terjadi pada ibu kehamilan 20 minggu. Baik proteinuri maupun hipertensi dapat meningkatkan secara tiba-tiba dan terjadi kenikan nilai enzim SGPT dan SGOT.

Hipertensi Transien

  • Hipertensi Transien adalah diagnosis hipertensi di masa lalu, dan tekanan darah yang tinggi akan kembali normal 12 minggu setelah Ibu melahirkan

Adanya tekanan darah yang tinggi selama kehamilan umumnya diketahui pada pemeriksaan rutin ke dokter atau tenaga medis lainnya. Ibu sebaiknya juga mewaspadai apabila merasakan gejala-gejala sakit kepala hebat, penglihatan kabur dan adanya kilat cahaya pada mata, nyeri pada ulu hati, muntah, napas pendek-pendek, dan wajah serta tangan dan kaki tiba-tiba bengkak.

Hipertensi Pada Ibu Hamil Yang Berbahaya

Ibu yang mengalami hipertensi sebelum hamil atau saat hamil hendaknya konsultasikan ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi lanjut. Tekanan darah tertinggi Ibu sebaiknya tidak lebih dari 150/100 mmH agar tidak terjadi kerusakan pada organ, dan nilai diastolik tidak kurang dari 80 mmHg. Selain itu, Ibu dengan tekanan darah yang tinggi selama kehamilan diharapkan melakukan tes protein pada urin secara berkala.

Periksalah ke dokter atau bidan secara teratur, karena ibu yang memiliki tekanan darah tinggi sebelum dan selama kehamilan beresiko menderita Hipertensi, penyaki jantung dan pembuluh darah serta stroke di kemudian hari. Selain mendapat obat dari dokter, Ibu perlu mengubah gaya hidup, misalnya kurangi mengonsumsi garam, minum 8 gelas air putih sehari, tingkakan asupan protein dan kurangi makanan yang digoreng dan junk food, beristirahat yang cukup, berolahraga sesaui anjuran dokter secara rutin, hindari alkohol serta cafein.

Jagalah kesehatan I bu terutama saat hamil dan pertahankan tekanan darah yang normal. Tekanan darah yang tinggi saat kehamilan juga dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat,kelahiran prematur dan lepasnya plasenta. Konsultasikan dengan dokter mengenai asupan makanan, aktivitas fisik dan obat serta suplemen yang baik untuk ibu selama kehamilan berlangsung.

Baca juga : https://nutrigoat.co.id/mengatasi-alergi-makanan-pada-anak/

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *